Pos Lekat

Sejarah Kelam dalam Kutukan Dapur

Tahun 2018, Eka Kurniawan kembali menerbitkan kumpulan cerpen miliknya. Buku ini kemudian diberi judul ‘Cinta Tak Ada Mati’. Ada 13 cerita pendek yang ditulis sepanjang 2002-2011. Salah satu cerita yang menarik menurutku adalah ‘Kutukan Dapur’. Penilaian ini rupanya juga diamini oleh editor atau pihak penerbit sendiri. ‘Kutukan Dapur’ diletakkan pada bagian awal buku. Pengaturan urutan cerpen tentu sudah menjadi salah satu pertimbangan penerbit, apalagi cerpen ‘Kutukan Dapur’ bukanlah cerpen tertua di antara cerpen-cerpen lainnya.  Penulis menciptakan dua tokoh utama dengan sangat baik. Dua tokoh yang berbeda waktu penceritaan, namun dapat disatukan pada satu latar dan kesamaan situasi.  Tokoh Diah Ayu … Lanjutkan membaca Sejarah Kelam dalam Kutukan Dapur

Cara Membedakan Halaman dalam Satu File Microsoft Word

Hola! Kali ini saya akan memberi tutorial tentang cara membedakan halaman dalam satu file Microsoft Word. Mengapa perlu dibedakan? Alasan pertama ialah untuk merangkum semua pekerjaanmu, sehingga kamu tidak perlu khawatir file-mu tercecer. Alasan kedua untuk memudahkan pembuatan daftar isi. Kamu tidak perlu bersusah payah membuat daftar isimu secara manual lho. Sudah tahu caranya kan? Kalo belum, silakan cek di sini. Tanpa berlama-lama, berikut cara membuat halaman berbeda dalam satu file. Secara umum, bentuk halaman pertama ialah romawi, sedangkan yang kedua adalah bentuk angka. Jika kamu belum memasukkan halaman pertama silakan ikuti langkah berikut dari awal. Jika kamu sudah memasukkan … Lanjutkan membaca Cara Membedakan Halaman dalam Satu File Microsoft Word

Menebang Pohon Tuhan

Di Kampung Maranti tumbuhlah pohon yang salah satunya diberi nama ‘ëpohon Tuhaní’. Nama tersebut diberikan oleh orang-orang tua yang senantiasa menghormati dan memberikan sesembahan untuk si pohon. Orang-orang tua percaya bahwa kelak si pohon akan menyelamatkan warga Kampung Maranti. Sayangnya, pemikiran itu tidak diyakini seluruh warga. Para pemuda berdalih menyembah pohon adalah sebuah kesesatan yang harus segera diluruskan. Hingga suatu ketika, orang-orang sepakat untuk menumbangkan si pohon dan pohon-pohon lainnya. Cerpen yang berjudul “Menebang Pohon Tuhan” menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai cara penulis dalam meluapkan ide cerita. Hal ini dengan ditandainya kata “aku” selama proses penceritaan. Akan tetapi, ada … Lanjutkan membaca Menebang Pohon Tuhan

Hutan Air Mata

Minggu, 7 Oktober 2018 Kedaulatan Rakyat menerbitkan sebuah cerpen dengan judul “Hutan Air Mata”. Penulis menamai cerpennya sejalan dengan proses terbentuknya cerita. Dalam cerpen ini, penulis mencoba menampilkan asal-usul penentuan nama cerpen pada cuplikan paragraf berikut. “Itulah hutan air mata. Air mata taubat kalian telah membuat Tuhan mengutus burung-burung menjatuhkan bibit pohon lalu mengirim hujan sedang agar bibit itu tumbuh subur.” Berbeda dengan penulis lain, Mustofa W. Hasyim secara langsung memberitahu alasannya memberi judul “Hutan Air Mata”. Pembaca tak perlu lagi merangkai babak demi babak untuk menemukan inti cerita. Kalimat-kalimat dibuat secara runtut untuk memudahkan pembaca menikmati cerita. Meski bisa … Lanjutkan membaca Hutan Air Mata

Rumah Hantu

Siang itu, Junot tergopoh-gopoh masuk ke rumah. Sepatu dan tasnya masih dikenakan. Keringat Junot membuat kemeja putih ngeplek ke badan dan basah. “Rumah hantu kini ada isinya,” Junot tersengal-sengal bicara. “Rumah hantu! Rumah hantu yang memakan Greti.” Dua paragraf di atas merupakan paragraf pembuka yang disajikan Teguh Affandi dalam cerpen “Rumah Hantu”. Dengan menggunakan sudut pandang pertama, penulis menandainya dengan penggunaan kata ‘saya’ dalam cerpennya. Namun tidak begitu jelas ‘saya’ sebagai ibu Junot atau orang lain, karena tidak ada bukti langsung yang menguatkan tokoh ‘saya’ merupakan ibu Junot. Penulis menetapkan ‘saya’, Junot, dan Kamiri sebagai tokoh sentral. Junot merupakan siswa … Lanjutkan membaca Rumah Hantu